Setelah kepergian En Xi, A Tai sangat terpukul ia mencari ke
galeri Jun Xi tapi tidak juga menemukan En Xi. Saat di kamarnya A Tai merenung,
ia teringat saat pertama kali Jun Xi dan En Xi bertemu, lalu dengan segera A
Tai mencari En Xi di pantai. Ia mencari En Xi tapi tetap tidak menemukannya.
Di kegelapan malam dan ombak pantai yang besar, A Tai
melihat Yu Mei sedang menangis. Bukan hanya dirinya yang terpukul tapi Yu Mei
pun tidak dapat menerima semua ini.
Jun Xi mematikan telepon genggamnya, begitu pun En Xi ia
mematikan pager miliknya. Lalu mereka naik bis dan akhirnya sampai ke rumah
paman En Xi, tempat saat pertama kali En Xi pindah bersama ibu kandungnya
karena terlibat hutang. Disana mereka menyewa sebuah rumah mungil untuk
ditempati sementara. Karena rumah yang masih sangat kosong mereka memutuskan
membeli perabotan dan beberapa pakaian di pasar.
Saat mereka sedang berjalan berdua. En Xi menanyakan kapan
mereka akan pulang kerumah karena beberapa hari lagi En Xi akan ulang tahun, En
Xi juga berkata apakah orang tua, A Tai dan Yu Mei akan memaafkan mereka. Jun
Xi memandang lekat En Xi, ia berkata walaupun mereka semua tidak memberi maaf,
itu semua tak masalah. Jun Xi rela meninggalkan semua karena yang terpenting ia
bisa bersama En Xi. En Xi berkata saat disini ia memiliki pacar pertama dan ia
mengukir namanya pada sebuah pohon lalu menunjukkan pada Jun Xi pohon
kesayangannya itu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO1gCUUHSud1HTqVN4kc0yV_xejGCcDFEtjEhVwAU17Hl64LFVdmEFFv-zPpdzHE09gkDntHw0qR2WpQyQ22C044gHub7eKv9nN_9ZTtTzfjRxo3NG5oS14wpfZ7SyEU3NW9X_8mSJqTQ/s1600/14.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzZ9kpZCFUP81ibnhjbmvG-KWyavoqSKU8oMKLP27wTXkWlnHi5OcwkZkmsfJ2eJd6D4U5bTunVougzfO4-hXzPDa8gtTy7yCyaHRT1oLHeUR4FHTPIx1rqm4tXiGiy5ACVlx_oQOt5qA/s1600/13.jpg)
Asisten A Tai menemui supervisor hotel, ia mengatakan akan
memecat En Xi secepatnya karena ia telah melarikan diri dengan seorang
laki-laki. Supervisor kaget mendengarnya karena setahunya En Xi sedang cuti
beberapa hari. Karena tidak menyangka ini terjadi supervisor pun mendatangi
galeri Jun Xi dan ia betemu dengan kakak kelas Jun Xi dan pemilik galeri yang
Jun Xi tempati. Mereka duduk berdua membahas masalah Jun Xi dan En Xi. Kakak
kelas Jun Xi sangat tidak percaya akhirnya mereka melarikan diri dan
memberitahukan pada supervisor bahwa orang tua Jun Xi sangat terpukul atas
kejadian ini. Supervisor hanya menjawab bahwa mereka saling mencintai dan ia
sudah memperkirakan semua ini.
Pagi-pagi Jun Xi berjalan mengitari alam sekitar, ia ingat
pohon kesayangan En Xi. Setelah sampai ia tersenyum melihat namanya terukir di
pohon itu, dan ia tahu pacar pertama yang dimaksud En Xi adalah dirinya.
Mereka berdua jalan di bukit. Jun Xi bertanya sejak kapan En
Xi jatuh cinta padanya. En Xi berkata ia tidak ingat. Lalu Jun Xi pun
memberikan bunga yang ia petik sendiri pada En Xi sebagai kado ulang tahunnya,
lalu tanpa di duga Jun Xi melamar En Xi ia bertanya apakah En Xi mau menikah
dengannya karena ia tahu ialah pacar pertama En Xi. En Xi kaget sesaat, lalu ia
mencium bunga pemberian Jun Xi dan tersenyum.
Dirumah Tuan dan Nyonya Yin serta Xin Ai sedang sarapan
bersama. Lalu Nyonya Yin berkata hari ini adalah hari ulang tahun En Xi. Xin Ai
terdiam ia keget karena ibunya hanya menyebut hari ini adalah hari ulang tahun
En Xi bukan dirinya. Nyonya Yin menangis dan bertanya pada suaminya apakah
suaminya sudah menemukan Jun Xi dan En Xi. Tuan Yin berkata bahwa ia takkan
memaafkan anaknya itu dan jangan sampai masalah ini diketahui orang lain karena
ini adalah aib bagi keluarga mereka. Nyonya Yin semakin marah ia tak peduli
anggapan orang lain dan akan tetap menunggu anaknya. Xin Ai semakin marah
karena ibunya benar-benar tidak peduli bahwa ia juga sedang berulang tahun dan
ingin diperhatikan, ia pun meninggalkan meja makan.
En Xi menelpon ibu nya untuk memeberi kabar bahwa ia
baik-baik saja. Ibu En Xi terdengar sangat marah dan mengatakan En Xi sangat
keterlaluan karena sudah membuat semua orang sedih dan meminta En Xi segera
pulang karena Jun Xi sudah memiliki tunangan dan En Xi pun sudah mempunyai
pacar. En Xi meminta maaf pada ibunya bahwa ia tidak bisa pulang, ia sangat
bahagia berada di peternakan pamannya ini. Setelah selesai menelpon keluar
darah segar dari hidung En Xi, Jun Xi melihat dari jauh panik dan berlari
menghampiri En Xi, mereka pun istirahat di bawah pohon rindang. En Xi dalam
candanya berkata bahwa ia senang kalau setiap hari bisa sakit karena dengan
begitu Jun Xi akan selalu khawatir padanya.
A Tai sedang melihat cincin yang dulu akan diberikan pada En
Xi. Tiba-tiba kakak En Xi datang menemuinya, ia ternyata mendengar pembicaraan
En Xi dengan ibunya, dan memberikan informasi itu pada A Tai tentu saja dengan
imbalan uang. A Tai segera memacu kendaraannya dan sudah berada di depan rumah
yang En Xi dan Jun Xi tempati. Sedangkan En Xi dan Jun Xi sedang diluar rumah
mereka sedang merayakan ulah tahun En Xi dengan meniup lilin di atas kue tart.
Jun Xi mengatakan bahwa besok mereka akan pulang dan mengatakan pada ayah dan
ibu bahwa mereka akan menikah. En Xi hanya diam. Jun Xi pun meyakinkan bahwa
masalah akan dia hadapi, En Xi hanya perlu tetap berada disampingnya dan jangan
dengarkan kata orang lain. Lalu Jun Xi pun menyematkan cincin di jari manis En
Xi. En Xi pun menangis bahagia disamping Jun Xi.
A Tai memutuskan masuk ke dalam rumah, dan ia tidak
menemukan En Xi dan Jun Xi. Lalu ia mengeluarkan cincin yang ia bawa dari
rumah. Tiba-tiba ada yang masuk dan ternyata itu En Xi dan Jun Xi, mereka semua
terlihat kaget. A Tai semakin sedih karena melihat jari manis En Xi sudah
melingkar sebuah cincin dan ia tahu itu dari Jun Xi, ia pun mengenggam cincin
miliknya dengan penuh amarah.
A Tai dan Jun Xi bicara di luar rumah. Jun Xi langsung
bicara bahwa ia dan En Xi akan segera menikah. A Tai kaget mendengarnya, ia
mengatakan bagaimana bisa Jun Xi kejam pada Yu Mei, pada orang tua nya dan juga
pada dirinya. Jun Xi hanya mengatakan maaf dan beribu maaf tapi mereka akan
tetap menikah. A Tai pun meninggalkan Ju Xi, ia memutuskan untuk kembali
kerumah.
Yu Mei dan ibunya datang menemui Tuan dan Nyonya Yin, ibu Yu
Mei tidak terima perlakuan Jun Xi pada putrinya dan ia mengatakan akan
membatalkan pernikahan ini. Yu Mei menangis dan berkata pada ibunya mana
mungkin seorang ibu tega melihat anaknya mati karena ia tidak bisa hidup tanpa
Jun Xi. Ibu Yu Mei semakin marah ia tidak mengerti mengapa anaknya bisa seperti
itu. Tuan dan Nyonya Yin hanya terus meminta maaf dan menyuruh mereka menunggu
kepulangan Jun Xi dan En Xi.
Dan orang yang ditunggu pun datang, En Xi dan Jun Xi pulang
di jemput oleh A Tai. Jun Xi melihat ada Yu Mei dan ibunya, tanpa pikir panjang
ia langsung mengenggam tangan En Xi dan mengatakan pada semuanya bahwa ia dan
En Xi akan segera menikah. Semua terdiam mendengar pengakuan Jun Xi begitu pun
Yu Mei air matanya tak berhenti menetes.
Jun Xi di antar pulang ke galeri oleh A Tai. Tiba-tiba A Tai
melayangkan tinjunya pada Jun Xi dan ia mengatakan itu pukulan setimpal atas
perbuatan kejam Jun Xi kepada Yu Mei dan orang tuanya. Dengan terbata-bata Jun
Xi mengatakan walaupun ia telah menyakiti banyak orang tapi ia dan En Xi takkan
berisah dan ia pun takkan menyerah begitu saja.
En Xi muncul ke kamar A Tai untuk membersihkan kamarnya. A
Tai kaget melihat En Xi dan bertanya mengapa En Xi muncul hanya untuk
membersihkan kamarnya saja. Apakah En Xi benar-benar tidak peduli pada
perasaannya. En Xi hanya tertunduk dan mengatakan maaf. A Tai semakin marah dan
bertanya sekali lagi apakah En Xi benar-benar tidak pernah sekalipun
mencintainya. Karena A Tai berkata dengan nada tinggi, akhirnya emosi En Xi pun
terpancing. En Xi menjawab dengan lantang bahwa benar ia sama sekali tidak
pernah mencintai A Tai. A Tai pun membanting gelas yang ia pegang dan
meninggalkan En Xi sendiri.
En Xi tetap bekerja seperti biasa dirumah A Tai. A Tai masuk
kerumahnya bersama wanita lain. Lalu En Xi menghampirinya dan meminta maaf sekali
lagi. Tapi A Tai bersikap dingin dan mengatakan sekarang mereka hidup
masing-masing, ia takkan memaafkan En Xi dan akan balas dendam padanya. Lalu A
Tai berkata bahwa ia tidak mau melihat En Xi lagi di hadapannya. En Xi pun
langsung berpamitan pulang. Setelah kepergian En Xi, A Tai terlihat sangat
tertekan dengan apa yang telah ia katakan pada En Xi.
Sedangkan Jun Xi sedang berada di rumah sakit, Yu Mei
setelah kejadian itu jatuh sakit. Yu Mei kaget melihat Jun Xi ada di
sampingnya, ia bertanya mengapa Jun Xi masih mencemaskannya. Jun Xi lagi-lagi
berkata maaf dan maaf. Dengan tangisan Yu Mei berkata ia ingin sekali pergi ke
pantai tempat ia dulu dilukis oleh Jun Xi, karena saat disana Yu Mei merasa
dapat melihat Jun Xi. Lalu Jun Xi bertanya apa yang dapat ia lakukan untuk Yu
Mei sebagai penebus rasa bersalahnya. Yu Mei pun bilang bahwa tidak ada yang
perlu Jun Xi lakukan untuknya, lebih baik Jun Xi pulang dan kembali pada En Xi,
karena Yu Mei sudah merasa sangat lelah dengan semuanya dan tidak mau melihat
Jun Xi lagi.
Saat Jun Xi pulang ke galerinya, En Xi sudah menunggu. Jun
Xi minta maaf karena ia telah menjenguk Yu Mei dan mengatakan pada En Xi. En Xi
berkata ia sudah tahu, lalu En Xi bertanya apakah Jun Xi ingat akan janjinya
akan pergi ke peternakan kemarin. Jun Xi hanya diam tanpa reaksi apa-apa. En Xi
sadar bahwa Jun Xi sedang dilema atas perasaan bersalahnya pada Yu Mei. En Xi
berkata bahwa ia sangat kecewa, ia lalu berpamitan pulang.
Dengan segera Jun Xi bangkit dari duduknya dan meraih tangan
En Xi. Ia mengatakan besok mereka akan berangkat, karena Jun Xi tak mau
melakukan kesalahan lagi pada En Xi.
Jun Xi sedang diperjalanan untuk menjemput En Xi, mereka
akan pergi ke peternakan. Namun tiba-tiba ponsel Jun Xi bordering, ibu Yu Mei
mengatakan bahwa Yu Mei tidak ada di rumah sakit. Jun Xi pun segera pergi
mencari Yu Mei dia tahu Yu Mei pasti akan ke pantai. Jun Xi tidak memikirkan En
Xi yang telah lama menunggunya.
Ternyata benar dugaan Jun Xi. Yu Mei melihat dari kejauhan
Jun Xi datang mencarinya, ia pun bergegas mendekati pantai dan terus berjalan.
Jun Xi panik melihat Yu Mei dan berlari memeluknya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7OJBNU-9KYsToDgPIbEeNIldvlSJJN5KEgUcyE9EtFwZkzGi6gPDISU0mLU9UUtA8h8Tkmp1u-axkEEijU7KsXynhESeBwVk2JakLBFZdDBU4MY1zN_TNwCM1hvhUjxZ-vPhiH33AYa8/s1600/28.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguoamzvNzMUD4GXIKpWrzxPyg2VWipIXHP1xnZ5ZVpvj2jFF8YfORYJdJYZbrRj_E_BA4zYOpDCmbwZkFQAv3Zy9w1SQoh03K2hTfoYAxx2ZkITvsH6mVueXbxkDHeKJlJS4Hcg-y5nLQ/s1600/37.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgei3PvpNkysmA53Wwuukh3bPddLUR15FQvSaAcSmwZfnwu4paHW7Un5ZYQY7juVtPA7lgG07wnB64GuG48RU20jQgfgIT7EISnYdvRBKtPOTRjkDOvqUFzyclmKXkelEDYk3NBzhhCCas/s1600/40.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigso0Ivcd4lgaMPCHCHkJwlCHvX4UQphh_VUsTJTOdjC6-gTDzNHLOaU0FBa2t5BOrZT-Pq0jhWbsOH62s3jNegvQS78j3itB8hdnQrhL89ChEV0YZBwtkZruRyzetJ1Z3ZOkZ2yVqdH8/s1600/39.jpg)
Dalam ketidakberdayaan Yu Mei memohon pada Jun Xi agar tidak
mencampakkan dan pergi dari hidupnya. Sedangkan En Xi tetap menunggu sampai malam
hari. Jun Xi megantar Yu Mei kembali ke rumah sakit, tapi dalam hatinya ia
selalu mengingat En Xi sedang menunggunya, Jun Xi pun meneteskan air matanya.
Sesampainya di rumah sakit Jun Xi terus mencoba menelpon En Xi tapi En Xi tak
juga mengangkat telpon darinya.
Terima kasih telah membaca artikel tentang
sinopsis endless love episode 10 di blog
Sinopsis Drama Korea Terbaru jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.
Artikel terbaru :
Suka artikel ini? Bagikan :