Para Pemain :
Song Hye Kyu sebagai En Xi
Song Seung Hun Jun Xi
Won Bin sebagai A Tai
Han Cae Young sebagai Xin Ai
Kisah ini dimulai dari seorang anak kecil yang bermain di
dalam ruangan penuh dengan bayi-bayi yang baru dilahirkan. Tanpa merasa tau apa
yang sedang ia lakukan, anak itu mencabut salah satu kartu nama yang tertempel
di salah satu box bayi itu dan menjatuhkannya kemudian suster datang dan
memarahi orang tua si anak yang dengan sengaja meninggalkan anaknya bermain di
dalam ruangan penyimpanan bayi. Dengan cepat dan tanpa ragu suster memasang
kembali dua kartu nama dan memasang pada box bayi.
Kita lanjut ke sebuah perbukitan hijau yang indah ada dua
orang yang sedang bersepeda berdampingan dan kelihatan sangat bahagia. Lalu di
sebuah ruangan kelas ada seorang siswa yang sedang melukis dengan serius dan
tiba-tiba seorang siswi masuk ke ruangan tersebut dan menangis tanpa melihat
sekelilingnya. Gadis itu membuka sebuah surat (kayaknya sih surat cinta dan
mianhe karena aku ga tau nama cewe ini siapa ..) dan meremasnya dengan penuh
kekesalan dia berteriak aku benci kau Jun Xi dan setelah ia menengok ternyata
orang yang ia teriaki nama nya ada di dalam ruangan yang sama dan sedang
melihat ke arahnya.
Lalu gadis itu menanyakan kenapa Yin Jun Xi membuang surat
dari nya, karena pertanyaan itu membuat Jun Xi marah. Kalau aku membuangnya
memang kenapa ?? Apa kau tak menyukaiku ?? dan pada saat itu Yin En Xi berdiri
di depan pintu dan mereka berdua melihat En Xi lalu gadis itu tiba-tiba
menampar pipi Jun Xi dan pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah kepergian
gadis itu En Xi pun masuk membawa setumpuk kertas (kayaknya sih surat cinta
lagi, ternyata Jun Xi banyak penggemarnya ya …). Sebelum En Xi memberikan
surat-surat itu Jun Xi sudah berkata bahwa ia telah menyukai seseorang, tapi En
Xi tetap memberikan surat-surat itu dengan segera Jun Xi pun membuangnya ke
tong sampah tanpa melihat terlebih dahulu surat dari siapa itu. Ternyata para
gadis yang menitipkan surat pada En Xi sedang menunggu di luar kelas setelah
Jun Xi meninggalkan En Xi lalu mereka segera menghampiri En Xi dan menanyakan
bagaimana surat dari mereka dan Jun Xi bilang apa pada En Xi. En Xi pun
menunjuk ke tong sampah di depan mereka. Mereka mengeluh kenapa Jun Xi begitu
keterlaluan. En Xi hanya bisa tersenyum melihatnya dan segera berlari menyusul
kakaknya ke tempat parkir sepeda. Di perjalanan En Xi minta maaf karena ia
melakukan hal yang Jun Xi tidak suka, lalu En Xi menasehati kakaknya itu untuk
segera mencari pacar agar para gadis tidak mengejarnya lagi. En Xi menanyakan
siapa gadis yang Jun Xi suka. Dan Jun Xi pun menjawab itu rahasia dan minta En
Xi jangan memberitahukan ayah dan ibu mereka. Tiba-tiba hujan turun dengan
deras nya mereka tetap melanjutkan perjalanan dan basah kuyup lalu mereka
berteduh di depan pabrik kosong sambil menunggu hujan reda. Karena En Xi tidak
suka dengan keadaan basah kuyup ia pun membuka roknya dan hanya memakai rok
daleman. Jun Xi panik dan berkata mau apa kau ?? sambil tertawa ia bertanya
pada En Xi sejak kapan ia mulai memakai rok dalam.
Sesampainya di rumah En Xi mandi bersama ibu mereka berdua
saling mengosok punggung dan mengobrol dengan hangat dan bercanda. Ibu pun
memegang dada En Xi dan menjailinya dengan bertanya kapan berubah jadi sebesar
ini ?? En Xi hanya menjawab nanti aku akan sebesar ibu, Ibu pun tertawa
mendengar jawaban anaknya itu. En Xi pun bergantian menggosok punggung ibu nya
dan tiba-tiba En Xi bilang bahwa telinga ibu dan nenek tebal sedangkan telinganya
sendiri tipis tidak sama dan ia tanpa berfikir berceloteh sepertinya ia bukan
anak ibu nya karena mereka tidak mirip dan ia hanya anak pungut.
Ibunya menjawab jangan bicara sembarangan dan memuji anaknya
bahwa ia benar-benar cantik. Setelah selesai mereka pun makan bersama dan ibu
memberitahu bahwa En Xi sudah dewasa, karena muka En Xi malu Jun Xi pun terus
meledeknya sampai akhirnya mereka berdua kejar-kejaran. Lalu keesokan paginya
mereka berangkat sekolah naik sepeda. Karena En Xi belum lancar naik sepeda Jun
Xi pun menuntun nya sampai di tengah perjalanan Jun Xi pun melepasnya. En Xi
marah-marah karena takut tapi akhirnya mereka sampai juga ke sekolah. En Xi
bercerita kalau ia akan mencalonkan menjadi ketua kelas dan akan mengalahkan
Cui Xin Ai (Cui Sin Ai ini adalah teman sekelas En Xi yang selalu jahat dan iri
terhadap En Xi mereka berdua selalu saingan dalam berbagai hal ..) Jun Xi
bertanya siapa Xin Ai ?? En Xi menjawab ia adalah lawanku. Kenapa ia
menjahatimu ?? Tanya Jun Xi sedikit khawatir tapi En Xi menjawabnya tidak. Lalu
mereka berpisah ke kelas masing-masing (Jun Xi berada di kelas 2 dan En Xi
berada di kelas 1 ..) sesampainya di lorong kelas Jun Xi di hampiri dua siswi
yang menunggunya. Gadis itu langsung bertanya apakah ia Jun Xi dan ia juga yang
menggambar seluruh lukisan tersebut. Karena merasa asing Jun Xi hanya menjawab
kau adik kelas kenapa datang mencariku.
Gadis itu langsung pada intinya bahwa ia akan mengikuti
pameran puisi dan ingin meminta tolong Jun Xi yang membuat latar belakang
gambar nya. Jun Xi bilang ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dan tidak
ada alasan untuk Jun Xi menolongnya. Gadis itu kecewa dengan jawaban Jun Xi ia
pun langsung berlari keluar dan temannya bingung karena ditinggalkan ia hanya
bisa memanggil Xin Ai … Cun Xin Ai … Tiba-tiba Jun Xi ingat setelah mendengar
nama itu dan ia memanggil kembali teman Xin Ai dan bertanya apakah ia Xin Ai
kelas 1-2 ?? teman Xin Ai menjawab iya.
Sedangkan di dalam kelas 1-2 Ibu guru sedang memimpin
jalannya penghitungan suara atas pemilihan ketua kelas antara Yin En Xi dan Cui
Xin ai. Setelah penghitungan suara selesai En Xi mendapatkan 29 suara sedangkan
Xin Ai mendapatkan 16 suara. Akhirnya En Xi lah yang menjadi ketua kelas dan
Xin Ai menjadi wakilnya. Bukan itu saja En Xi pun menjadi juara 1 umum. En Xi
sangat bahagia atas keputusan ini sedangkan Xin Ai hanya bisa menahan
kekesalannya dan ia tidak berhenti terus melihat kearah En Xi. Setelah selesai
penghitungan suara Ibu guru memberitahukan bahwa akan diadakan pameran puisi
minggu depan yang di rekomendasikan adalah En Xi dan Xin Ai tapi keputusan dari
Ibu guru yang ikut adalah En Xi karena semester sebelumnya Xin Ai sudah pernah
mengikutinya lagipula En Xi mempunyai seorang kakak yang pandai melukis itu
pasti bisa membantu En Xi dalam pameran puisi tersebut. Xin Ai semakin merasa
marah karena ia terkalahkan lagi oleh En Xi.
Saat pelajaran olahraga semua siswa keluar lapangan
sedangkan Xin Ai tidak ikut olahraga. Tiba-tiba satu sekolah gempar dengan
adanya rok dalam ada di atas pohon ternyata itu adalah rok dalam En Xi. Dengan
cepat En Xi memanjat pohon dan berhasil mendapatkannya, Jun Xi melihat adiknya
dari kejauhan dan ia tahu siapa yang telah mengerjai adiknya itu. Di perjalanan
pulang En Xi bilang bahwa Jun Xi jangan marah dengan kejadian tadi, ia juga
tidak tahu siapa pelakunya tapi karena teman En Xi tahu ia langsung bicara
kalau Xin Ai lah pelakunya.
Tak lama kemudian Jun Xi melihat Xin Ai dan berniat
menghampirinya. Karena panik En Xi pun mengejar kakaknya tanpa di duga datang
sebuah truk dan menambrak En Xi, Jun Xi mendengar teriakan itu ia pun langsung
berbalik membawa En Xi segera ke rumah sakit. Di rumah sakit Jun Xi sedang
menunggu kedatangan orang tua mereka. Beberapa menit kemudian orang tua nya pun
datang langsung bertanya bagaimana kondisi En Xi. Jun Xi memberitahukan bahwa
En Xi sangat parah dan harus segera di operasi.
Setelah itu orang tua Jun Xi dan En Xi masuk ke ruangan
dokter. Dokter bilang bahwa waktu operasi tidak memakan waktu yang lama untuk
itu mereka harus mendonorkan darah mereka. Karena darah En Xi B maka dokter
bertanya siapakah yang mempunyai golongan darah yang sama ??. Orang tua Jun Xi
malah terlihat bingung atas pertanyaan dokter karena golongan darah mereka
berdua sama-sama O bukan B. Setelah itu mereka pergi untuk pengecekan darah.
Menunggu beberapa saat hasilnya pun keluar dan benar, bahwa golongan darah Tuan
Yin adalah O dan Nyonya Yin juga O. Tuan Yin pun bertanya pada kepala
laboratorium tersebut kalau kami berdua darahnya O apakah mungkin memiliki anak
yang berdarah B. Jawaban kepala lab tersebut adalah tidak. Setelah mendengar
penjelasan itu Nyonya Yin pun lemas tak habis pikir kenapa bisa begini !!.
Di perjalanan pulang Tuan Yin berkata pada istrinya bahwa
ada yang ingin ia bicarakan tapi Nyonya Yin menolak ia berkata kalau ia tidak
akan pulang dan akan kembali ke rumah sakit menemani En Xi dan tidak ada yang
perlu dibicarakan (ibunya sepertinya sudah tau kemana arah pembicaraan suaminya
itu ..) Tuan Yin langsung berkata kalau golongan darah mereka beda dengan En Xi
ia rasa mungkin En Xi bukan anak kita. Sementara Jun Xi sedang menunggu En Xi
dirumah sakit dan melayani segala yang En Xi mau. Tuan Yin sedang berada di
rumah sakit tempat dimana En Xi dulu dilahirkan. Ada 2 bayi yang dilahirkan
yang satu Li Jin Hua dan satu lagi Chin Chun Yun, mereka memiliki dua darah
yang beda O dan B jika anakmu berdarah B mungkin saat lahir tertukar. Disitu
pula amarah Tuan Yin tidak bisa dibendung lagi ia menyalahkan perawat rumah
sakit yang tidak benar dalam bekerja.
Di suatu jalan Jun Xi mengikuti Xin Ai ia memanggilnya. Ia
bilang pada Xin Ai kalau ia mau menolong Xin Ai pada pameran puisi itu asal ia
tidak menjahati En Xi lagi. Tapi Xin Ai tidak mengaku kalau ia telah menjahati
En Xi, ia menjawab ia tidak mau di ancam oleh Jun Xi tapi ia ada satu syarat
yang harus dilakukan Jun Xi, ia harus berlutut di hadapan Xin Ai.
Tanpa di duga Jun Xi pun berlutut seraya memohon agar Xin Ai
tidak mengerjai adiknya lagi (duh so sweet banget ya Jun Xi rela berkorban
harga diri demi adik kesayangannya ..) Tanpa sengaja Jun Xi melihat mobil
ayahnya berhenti di tempat yang sama tidak jauh darinya. Ayah dan ibunya
menghampiri sebuah kedai makan dimana di dpn kedai itu sedang terjadi
keributan. Jun Xi sedikit heran apa yang di lakukan orang tuanya ia pun
mengikuti dari belakang.
Tuan dan Nyonya Yin sudah masuk di dalam kedai itu ia di
sapa oleh pemiliki kedai sebut saja Ajhuma. Nyonya Yin sedikit kaget dengan
keadaan kedai itu. Ajhuma tadi berkata siapa kalian ?? sepertinya kalian datang
kesini ada hal lain bukan untuk makan. Lalu Tuan Yin langsung pada pokok
permasalahan, apakah anakmu lahir pada tgl 4 Oktober ?? dan dilahirkan di rumah
sakit Jia Lin. Ajhuma tadi heran kenapa kau bisa tau semua tentang anakku,
sebenarnya apa yang kalian mau ??. Nyonya Yin marah karena suaminya
membohonginya dengan membawa ia kesitu dan ajhuma pun tidak mengerti mengapa
mereka bertengkar di rumahnya. Akhirnya perkataan Tuan Yin menghentikan
semuanya, putri kami tertukar dengan putrimu di rumah sakit, aku sudah mengecek
ke rumah sakit. Dan tanpa mereka sadari Jun Xi melihat dan mendengar dengan
jelas semua perkataan ayahnya itu. Nyonya Yin langsung menemui En Xi di rumah
sakit ia tidak mau di temani suaminya. Sesampainya di kamar En Xi sedang
membaca buku ia bingung kenapa ibunya malam-malam begini datang dan ia berkata
kalau ia bukan anak kecil lagi yang harus di temani. Ibu berkata kalau mala
mini hujan, dan En Xi pasti takut sendirian maka dari itu ia datang menemani En
Xi. Siapapun tak ada yang bisa menyakitimu dan ibu pasti akan melindungimu
sampai dewasa sambil terus Nyonya Yin memeluk En Xi dengan erat. Sedangkan En
Xi sendiri bingung dengan apa yang ibunya lakukan.
Dan setelah adegan ini kita flashback pada masa lalu dimana
ada seorang anak kecil yang bermain-main dengan kartu nama, ternyata anak itu
adalah Jun Xi kecil yang sedang di tinggal oleh Tuan Yin untuk mengambil kamera
di kamar rawat Nyonya Yin setelah melahirkan. Setelah kejadian ini Nyonya Yin
pulang dan mengusulkan pada suaminya agar mereka semua pindah ke amerika dan
melupakan kejadian ini. Sedangkan yang menemani En Xi adalah Jun Xi, En Xi merasa
heran kenapa hari ini Jun Xi dan ibu bergantian menjaganya.
Jun Xi : En Xi jika kita bukan saudara, apa aku ada
kesempatan bertemu lagi ?? En Xi : tentu ada, kita sudah ditakdirkan bersama
ini takkan berubah Jun Xi : baik, kita jamsut kalau kau menang berarti takdir
En Xi : Baik jamsut siapa takut Lalu pikiran Jun Xi pun mengingat-ingat setiap
kali mereka berdua jamsut En Xi selalu kalah karena En Xi selalu mengeluarkan
batu, dan kali ini Jun Xi akan mengalah agar semua ini benar-benar menjadi
takdir untuk mereka bertemu kembali. Dan ternyata benar En Xi mengeluarkan batu
maka sebelumnya Jun Xi berfikir akan mengeluarkan gunting agar ia kalah.
Keesokan harinya di sekolah Jun Xi dan En Xi sedang
menggelar acara pameran lukisan. Tuan dan Nyonya Yin datang sebagai wali murid.
Saat berjalan menuju tempat acara Tuan Yin berkata pada istrinya apa ia
benar-benar tidak ingin melihat anak itu. Nyonya Yin bilang bahwa ia tidak akan
melepas En Xi. Tiba-tiba di Nyonya Yin melihat ajhuma yang di kedai tempo dulu yang
tidak lain adalah ibu asuh dari anak kandungnya sendiri. Tiba-tiba Xin Ai
datang dan marah-marah karena melihat ibunya datang. Akhirnya keluarga Yin dan
ajhuma serta Xin Ai saling pandang tanpa bicara satu sama lain. Keluarga Yin
terlihat kaget dengan apa yang baru mereka lihat tapi berbeda dengan ajhuma itu
ia tampak senang dan tanpa henti memandang wajah En Xi.
-Bersambung- sinopsis endless love episode 2
Terima kasih telah membaca artikel tentang
sinopsis endless love episode 1 di blog
Sinopsis Drama Korea Terbaru jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.
Artikel terbaru :
Suka artikel ini? Bagikan :