Setelah kejadian penamparan itu Jun Xi membawa En Xi ke
suatu tempat. En Xi masih diam dan terus menangis.
Sedangkan Xin Ai pulang ke rumah dan terus menangis, sampai
di depan gerbang ia bertemu dengan ayahnya yang baru pulang bekerja. Lalu
ayahnya membawa ia masuk dan ibu menanyakan pada Xin Ai kenapa ia pulang dengan
menangis.
Xin Ai pun menjawab kakak telah memukul nya semua ini karena
En Xi. Ibu nya tetap bersikap dingin, ia bilang pada Xin Ai untuk berganti pakaian
dan makan. Namun Xin Ai begitu emosi ia bilang bahwa ibunya hanya peduli pada
En Xi padahal ia adalah anak kandung nya. Dulu saat ia di rumahnya selalu jaga
toko dia juga ingin di sayang ayah dan ibu seperti mereka sayang pada En Xi.
Xin Ai juga ingin memakai pakaian bagus dan bermain bersama kakak sama seperti
En Xi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWURF-TxV-DvZUGYuX8oHUIVo-WiI0M5y8Kjdq_jP-dAC2fVuTkVDPx77iRzBJ1ZgfnS2OgA1BbT6hr8D7RiQ_vbc8i4Cz4UZnH9AdzDTqcN-rs_LNrthjAQFAsqudW6vRwZz3KSufZSo/s1600/Endless+Love+%252814%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPMU7yYQR0kPQwE50zBhyphenhyphenwdfvWcm2E-swvfAdpUu2GrI6H2z4KShwS1QtQWsCNKO9JF_zy0V2LenjU9rLXtD6GMCRPI7OYP6tklSWCfJaidkzYP1dl_cFdrYZoEBpPPpyU3g9-qb8r58o/s1600/Endless+Love+%252815%2529.jpg)
Ibu nya pun tak kuasa mendengar putri nya memohon dan terus
menangis, akhirnya ia luluh dan memeluk putrinya dengan rasa bersalah dan
meminta maaf pada Xin Ai. Tuan Yin hanya bisa menatap mereka dengan perasaan
sedih. Tuan Yin keluar untuk menunggu Jun Xi dan En Xi, tak berapa lama mereka
pun pulang. Tuan Yin bertanya pada Jun Xi kenapa ia memukul adiknya. Jun Xi
menjawab kalau ia tidak memukul adiknya. Ayahnya berkata kalau Jun Xi harus mengerti
karena Xin Ai harus adaptasi dengan lingkungan barunya dan Jun Xi pun harus
peduli karena Xin Ai juga adikknya. Jun Xi marah ia menjawab kalau adikknya
hanya En Xi bukan Xin Ai dan Jun Xi pun menyuruh ayahnya mengantar Xin Ai
pulang. Karena emosi ayahnya pun menampar pipinya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVaYSPoCUfulSmgL6K_iegHfA0G73UTRokfPeMk8MPR7GJI0-p5geP_JcA35wKSYBgEjgjrs3fwxPfsvOeEDWCsg0l3TGnagQJ56TR_3KV78o5OoNxg9HlUXLLI1Mm9QaqnijuSI7rcF4/s1600/Endless+Love+%252816%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_iNB8rIe8IfzFm-RhBLQVSdog8cxi3ZafIuS3hKTnIA-hTPPXYpSWnNEiIaQlrGJCKMy-B4IdGXjTgMlCcQRhCvatevOzDVFxOP3Ch09NHH-nFpdsSKdiMTINi-DyKbp-zgXn7kCn0yk/s1600/Endless+Love+%252817%2529.jpg)
En Xi duduk sendiri di meja makan sambil memandangi keempat
gelas bergambar di depannya dan berbicara sendiri. Ia mengucapkan terima kasih
pada semua karena sudah begitu baik. Ia akan membawa gelas miliknya dan itu
membuatnya merasa selalu bersama mereka. Dan ia pun mencium gelas itu satu per
satu dan mengucapkan selamat tinggal (sumpah adegan ini bikin air mata ga ke
tahan lagi uwaaa …)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQmg-ex813OMXPYiIclLGwrpZblqoX7XlMKrm7UVmteBZrOAw8vmRv-vnFyk5qh5uyZ36ZIf-dSIBAvV2Y5fxRKIccaylV60lDf31omHECaxL9lRcpGA6mKk4-ogXndQ_16fATJ_S_vlM/s1600/Endless+Love+%252818%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQzTsjkLjychl8xK93Y9KZGiM5_qViqLeHi7tdT1ZL02-LBcxiJ7P23sj-_7pynl3GvpB9TWMjB1xQ472YPg_VTzkS3I2U4Jc5hL9vPE9db4N_JSQXBGbbeu5xF7UZwxDJij4LljRKRcA/s1600/Endless+Love+%252819%2529.jpg)
Ternyata malam itu juga En Xi meninggalkan semuanya dan
kembali pada ibu kandungnya. Ajhumma heran dengan apa yang ia lihat dan ia
menerimanya. Pagi harinya ibu, En Xi dan kakak nya sarapan bersama. Ia tidak
selera dengan hidangan yang ada tapi karena takut ibunya kecewa ia pun
memakasakan untuk memakannya. Setelah makan kakak nya ternyata mencuri uang
lagi, ibunya mengejar dan kakak nya menabrak En Xi yang sedang membawa ember
air. Ibu nya bilang kau tidak usah mengambil air biar aku saja, baik ibu aku
akan menyapu jawab En Xi. Ibu berkata kalau memang En Xi canggung memanggil nya
dengan ibu panggil ia dengan bibi saja.
Nyonya Yin mengajak ajhumma bertemu di suatu tempat, ia
meminta agar ajhumma mau mengembalikan En Xi padanya. Ajhumma marah ia berkata
apakah Nyonya Yin berfikir mereka itu barang dan kau bisa tawar menawar
denganku, kalau begitu kau kembalikan dulu Xin Ai padaku. Nyonya Yin
menyampaikan bahwa Xin Ai tidak mau kembali lagi pada ajhumma. Nyonya Yin ingin
meminta izin pada ajhumma untuk merawat En Xi dan Xin Ai karena mereka
berencana pergi ke amerika untuk sekolah di sana. Ia tidak bisa meninggalkan En
Xi sendiri dan membiarkan En Xi hanya akan menjadi penjaga kedai saja. Ajhumma
marah karena Nyonya Yin egois, kalau benar ia tidak dapt membayar orang untuk
menjaga kedai selain En Xi saat ini karena walaupun restoran ini kecil tapi
saat musim dingin akan ramai dan aku tidak bisa menanganinya sendiri.
Lalu Nyonya Yin mengeluarkan amplop berisi uang, ini sebagai
rasa terima kasih pada ajhumma karena telah membesarkan Xin Ai hingga besar, ia
memohon untuk mengembalikan En Xi maka ia akan memberikan uang yang lebih
banyak lagi. Ajhumma menjawab apa kau bisa memberikan seluruh harta kekayaanmu,
tidak bisa kan. Apakah ini harga dari Xin Ai dan En Xi untukmu. Aku tahu kau
kaya tapi mana bisa aku menjual putriku sendiri. Lalu ajhumma melempar uang itu
ke muka Nyonya Yin dan meninggalkannya pergi. Setelah sampai di rumah ajhumma
pun menarik En Xi keluar dan bertemu dengan Nyonya Yin.
En Xi berlari dan memanggil Ibu .. ibu .. pada Nyonya Yin,
mereka saling memeluk dan menangis ajhumma pun mendekati mereka pada Nyonya Yin
bahwa ia benar yang di anggap benar-benar ibu oleh En Xi adalah Nyonya Yin,
karena En Xi tidak pernah memanggilnya ibu. AJhumma menyadari bila En Xi hidup
dengannya En Xi akan hidup susah karena hanya bisa menjaga kedai dan tidak ada
waktu untuk belajar, tidak apa jika ajhumma kehilangan seorang putri dan ia
merasa tidak berhak merawat En Xi. Ajhumma pun menyuru En Xi untuk ikut bersama
Nyonya Yin karena mereka akan ke amerika. Nyonya Yin pun mengucapkan terima
kasih dan ajhumma pergi meninggalkan mereka dengan penuh air mata.
Nyonya Yin berkata pada En Xi bahwa ia akan membawa En Xi
pulang. Tapi En Xi menjawab ia tak bisa pulang karena ia bukan putinya lagi
karena sekarang Nyonya Yin sudah mempunyai Xin Ai dan Jun Xi. Tapi Nyonya Yin
tetap memaksa dan En Xi bilang bahwa Nyonya Yin sekarang tidak usah khawatir
dan jangan mencemaskannya lagi. En Xi pun benar-benar meninggalkan Nyonya Yin
tanpa peduli panggilan Nyonya Yin.
En Xi mengejar ibu kandungnya dan berkata bahwa ia mau ikut
dengan ibunya dan mereka pun menangis begitu kencang lalu berpelukan.
Keesokan harinya Jun Xi menunggu En Xi setelah pulang
sekolah, En Xi melihat nya tapi ia sengaja menjauh dan tidak menemuin Jun Xi.
Jun Xi terus mengikuti En Xi dari belakang. En Xi malah berlari dan Jun Xi pun
berteriak bahwa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Akhirnya En Xi mengalah
mereka pun berjalan bersama. Jun Xi bilang bahwa sebentar lagi ulang tahun En
Xi, dan Jun Xi ingin saat ulang tahun En Xi mereka pergi ke pantai. En Xi
menjawab ia menyesel bahwa jam tangan kado ulang tahun dari Jun Xi tahun lalu
masih tertinggal di rumah Jun Xi.
En Xi bertanya pada Jun Xi, di kehidupan yang akan datang
Jun Xi mau menjadi apa. Karena tidak tahu jawabannya Jun Xi balik bertanya kalau
En Xi sendiri mau jadi apa. En Xi menjawab kalau ia ingin menjadi “sebatang
pohon”. Jun Xi heran dan bertanya apa alasan En Xi ingin menjadi “sebatang
pohon” . En Xi menjawab karena kalau sebatang pohon ia selamanya akan tetap
disana takkan pindah dengan begitu ia takkan berpisah dengan keluarganya
(hiksss … makna dari perkataan En Xi menggambarkan dirinya yang sedih harus
meninggalkan Jun Xi dan orang tuanya) lalu En Xi juga bilang bahwa ia sudah
rela dan mengetahui kalau Jun Xi dan semuanya akan ke amerika, En Xi juga
berkata pada Jun Xi bahwa ia telah bilang pada Nyonya Yin En Xi bukanlah
anaknya lagi dan minta pada Jun Xi untuk tidak menghiraukannya lagi, En Xi pun
berlari meninggalkan Jun Xi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh63AiwDlRRPknu3usJc7MUK2uMHnvhx41mLj4kKBo1fmQs_ifhPE-kx40WsIQ2oVSQZFVCK7vuk7taPAQveijCsMhs5NXPP3b1UX7CA3Y11WiL0WI2pJHCeeXot3QbftxYhAw0uqtCZeE/s1600/Endless+Love+%252823%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxujuGhddTfnpNEwnLvtWFn9xTs03njO1c3qHUGfGdNVbYIwcgwkRcnR2Az0vg1TrMmyF5TTkYehX3Ck3KU-WsIXd0gTKv9BBQ23TuF6uqjHf1QSgBut-FIOZRQ_KThedXIw8ddboJRWM/s1600/Endless+Love+%252824%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt6ItcwDThRnJOqzAhnOqsAX2XDS8MVbaiz06xa1mmflH1qtwXRs6LikE_gHkrnhV3oA0O1pz4-Qy4-aQly8VWyXxk7oeM-4mkXRjTFAWzx2tJEylISuG2o6Wi5IZHo3ee-H-AWw4vxiQ/s1600/Endless+Love+%252825%2529.jpg)
Hari ini adalah hari ulang tahun En Xi dan juga Xin AI. En
Xi keluar rumah dan melihat bunga mawar yang indah ia pun mengucapkan selamat
ulang tahun untuk dirinya sendiri, berbanding terbalik dengan Xin Ai.
Xin Ai sedang merayakan ulang tahunnya dengan meniup sebuah
lilin di atas kue tart dan semua orang memberinya kado ulang tahun. Ibu
membelikan sebuah gaun cantik sedangkan Jun Xi memberikan sebuah jam tangan.
Lalu Jun Xi mengambil sesuatu di sebuah kotak dan itu adalah jam tangan En Xi
yang ia hadiahkan untuk En Xi pada ulang tahunnya tahun lalu. Jun Xi berniat
meminta itu dari Xin Ai tapi Xin Ai bilang karena saat ini ulang tahun En Xi
juga maka Xin Ai yang akan memberikan jam tangan itu sendiri (tapi mukanya itu
loh senyum sinis,pengen jitak deh ngeliatnya ..) Sesampainya di kelas En Xi
duduk dan melihat laci, ia menemukan jam tangan kesayangan, ia kaget tapi ia
tahu mungkin Jun Xi lah yang menaruhnya di situ lalu En Xi menyimpan jam tangan
di tas miliknya. Tapi entah mengapa Xin Ai melihatnya dan tertawa sinis.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidNwukNNpZvnyBPy0A_7KrVFF_07KGrIqs4omsLAksBaDV_rS11l1mn5KajAOrwxO_ZFp5kHTJf9-rLh357jbgVBJqgMA9j7Ggkp0FMh3zLgXbJYjU1ZTAEKtKuNNUk-_h6qjFS8n5T-k/s1600/Endless+Love+%252826%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ZgpYqgx_umbA4DKPmBShDmybknXQAW0ljUG58UjBAw-R6pnfxjyT69hhX2JkeHvvmMR3_-VOaEJjEKTE8Ql354ekyfW5HBJ7ltTlACB3cLbhg27nW4vm6PnnRy7iPONWlzLQMTqGm_0/s1600/Endless+Love+%252827%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2aE2iP2MNPjHY4cShH-QyW2OYb66Tn-rN6FG7b7ladOnjXhuVPsL2HZboFBru5-czfAYUh-QxnUND2NWD1fO2E53rR3mzWIkJfjTxx0H5SO-wYR1oJrX5eJhIXid4jToBRJiThkvTydk/s1600/Endless+Love+%252828%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9wxDX7Z5Ru0DktG5_zF88JMhoSNCTv6umDmts2ahSbQe_pzX7sHXY_bJnt_vd-UQdzJr4LnPQ5CZbsbungV9k7i8HYXotxy919sag4KJ_bufieanxc02Zxt0MhwpbBGM4JzcOqRp7Wko/s1600/Endless+Love+%252829%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Jna_-ZP4aX7XRtipXW3n_jU0FYBye3Q4tMLyE5V6SarJmEUwmxbH6S9hMtFhFCDiqpSFRX9HXAtb0s-TrZwygleq3bPo1G_0_78pBNH_cUnmwUuyMO0Zvh7YX4HiNfvu_aNn6SVKYso/s1600/Endless+Love+%252830%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCs0eTfe2LdvWxt8iCv0qqbyD2DvyEr7j1mNNJmjp1mI-LFQtclNJ-RKmzGfRiX20Qwvk77ht1nBwD6sUtWHuu0KvlkB6CxaqIMb2MYrWom05KqO5UIuvRTl8fNTfydQUr7VNhUo1S0D4/s1600/Endless+Love+%252831%2529.jpg)
Setelah pelajaran musik selesai tiba-tiba Xin Ai menangis di
mejanya, semua temannya bertanya mengapa ia menangis, sampai pada akhirnya ibu
guru datang dan memberitahu bahwa Xin Ai kehilangan sebuah benda dan semua
siswa di perintahkan oleh guru mereka untuk duduk di atas meja dan menaruh tas
di pangkuan mereka lalu memejamkan mata. Ibu guru menjelaskan bahwa benda milik
Xin Ai yang hilang itu adalah sebuah jam tangan bergambar mickey mouse. En Xi
tampak takut dengan hal ini, ia tau apa yang akan terjadi. Tapi itu semua sudah
terlanjur karena jam mickey mouse yang ibu guru bilang ada di dalam tas nya.
Setelah semua siswi duduk di atas meja ibu guru memberi kesempatan bagi siapa
yang mengaku maka akan di maafkan tapi setelah menunggu tidak ada yang mengaku,
ibu guru pun mulai menggeledah tas siswi satu per satu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Jna_-ZP4aX7XRtipXW3n_jU0FYBye3Q4tMLyE5V6SarJmEUwmxbH6S9hMtFhFCDiqpSFRX9HXAtb0s-TrZwygleq3bPo1G_0_78pBNH_cUnmwUuyMO0Zvh7YX4HiNfvu_aNn6SVKYso/s1600/Endless+Love+%252830%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCs0eTfe2LdvWxt8iCv0qqbyD2DvyEr7j1mNNJmjp1mI-LFQtclNJ-RKmzGfRiX20Qwvk77ht1nBwD6sUtWHuu0KvlkB6CxaqIMb2MYrWom05KqO5UIuvRTl8fNTfydQUr7VNhUo1S0D4/s1600/Endless+Love+%252831%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjro808RShaxgg_9wP8ztHoQEbbPEoSowcJ1Q1pQy9GUApkyu3Nu4qertnUtDvTGhck02DTKyLh79GLdVJJfTp6haoxKP5hX4MQKJaIQ7mrvw2xwtdJTmaszOvt8CVPuq5ztKyZ8WJYHdE/s1600/Endless+Love+%252833%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_XBgaA8ThK4IM9Yj64nVufCBqac3_jT7_VxUnPs_C8qiVduURvqRXNRcYnDazzTy4QgST2NCCzae_xENv4VCIA2s_a6RcUUx1ZPNZ-r8Q8Kb6TTiniMDOtr5Y3ynyPRBeykfynA8fTIM/s1600/Endless+Love+%252834%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8kUavcyHSpvndJQkHeRlPtwr2N12N2jAHTldJ1Q7TSzDPqrc4Ud1szclg74KgjVDafYtUUfM_mGPjhBlnCkEf3UiMLKtdVIHEGVXAHQqJCYkhs-TnCUcjJjE9kwiUyBCJ_P1gDmLM-mI/s1600/Endless+Love+%252835%2529.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwsNHEVToyYdqrg5Ly0Z0H9LYddEf7dRxoZMEqDtnXHSD_gwKMxFEOlEifKRoz9sPIFeXZPChVzIrp8oJFB23PgUAhI-7yo5dRjDQw0_KHgSLIbbU2wX05f4bVuIpyv0rMqwYnLpJWhss/s1600/Endless+Love+%252836%2529.jpg)
En Xi memegangi tas nya dengan begitu erat sampai pada
akhirnya giliran En Xi yang tasnya akan diperiksa, karena begitu ketakutan dan
sangat erat memegangnya ibu guru pun sampai menarik dengan kuat dan pada
akhirnya tumpahlah isi seluruh tas En Xi di lantai dan semua orang melihat
bahwa jam tangan yang di maksud ada di dalam tas En Xi.
En Xi pun menangis ia berkata bukan ia yang mengambil jam
tangan itu. Xin Ai pun berdiri ia berkata bahwa hal ini tidak apa-apa dan jam
tangan itu memang untuk En Xi. Tapi En Xi tetap berkata bahwa ia bukan pencuri
tapi jam tangan ini diberikan oleh kakaknya dan ditaruh di laci. Ibu guru
memanggil Jun Xi dan mengumpulkan mereka bertiga di ruang guru.
Ibu guru bertanya pada Jun Xi apakah benar ia yang menaruh
jam tangan itu di laci En Xi, tapi Jun Xi hanya bisa diam tanpa menjawab
(mungkin Jun Xi dilema antara En Xi atau adik kandungnya sendiri) akhirnya karena
melihat Jun Xi tidak akan membelanya En Xi pun bilang bahwa hari ini ia tidak
bertemu dengan kakaknya itu. Ibu guru pun menyimpulkan bahwa En Xi lah
pencurinya. Lalu En Xi dihukum berlutut dengan memegang papan (aku ga tahu apa
tulisan mungkin permintaan maaf) di depan ruang guru. En Xi sedang berada di
kelas ia memutuskan untuk tidak segera pulang, ia menuliskan semua kekesalan
nya di papan tulis dan tiba-tiba Jun Xi datang dan memanggilnya. En Xi berkata
bahwa ia sudah memperigatkan Jun Xi untuk tidak memperdulikan dia lagi. Tapi
Jun Xi berkata itu semua tidak apa dan ia ingin mereka mengganggapnya kali ini
mereka berkenalan untuk pertama kalinya, ia pun menyebutkan nama dan
menyodorkan tangan selayaknya orang berkenalan. En Xi mulai menangis dan ia bilang
bukan ia yang mencuri tapi jam itu memang ada di lacinya. Jun Xi menjawab bahwa
ia sudah tahu. Jun Xi juga mengajak En Xi untuk ke laut.
Mereka pun sampai di laut En Xi tampak senang dan mulai
bermain-main dengan ombak. Mereka menikmati bermain di pantai dan mulai saling
kejar-kejaran dan main jamsut seperti biasanya, Jun Xi tetap selalu mengalah
demi En Xi bisa tertawa. Jun Xi pun mulai mengoreskan kayu di atas pasir ia
membuat gambar En Xi di atasnya. Jun Xi pun bertanya apa En Xi suka dengan lukisan
di pasir ini. En Xi bilang kalau ini terlihat jelek, ia tidak sejelek ini dan
ia bilang ia tak suka.
Jun Xi berkata bahwa ia akan memberikan sesuatu yang En Xi
akan suka. Jun Xi pun mengeluarkan kotak setelah En Xi membuka ia terkejut
ternyata itu gelas bergambar wajah Jun Xi. Jun Xi berkata ini akan menemanimu
di saat kau kesepian.
Ternyata malam pun cepat tiba,mereka sedang menunggu bis dan
di situ En Xi bertanya kapankah Jun Xi akan pergi ke Amerika dan kapan kembali,
ia akan merasa sangat kehilangan karena Jun Xi pasti akan lama berada disana.
Ia juga berkata bahwa ia takut sekali Jun Xi akan melupakannya. Jun Xi hanya
mendengar semua perkataan En Xi tanpa sekalipun menjawab semua pertanyaan En Xi
tapi ia bilang mungkin ia akan melupakan En Xi tapi ia akan ingat selalu bahwa
di kehidupan mendatang En Xi ingin menjadi “sebatang pohon”. Keesokan pagi saat
Ibu guru mengabsen setiap siswa ia memberitahukan bahwa Xin Ai dan keluarga
hari ini akan pindah ke Amerika. En Xi pun segera keluar kelas dan berlari
menuju rumah Jun Xi.
Sesampainya dekat rumah Jun Xi En Xi melihat mobil Tuan Yin
keluar rumah dan ia terus mengejar di belakangnya tanpa henti terus dan terus,
ia pun berteriak menyebut-nyebut ibu, ayah, oppa. Tapi karena laju mobil yang
terlalu kencang ia pun hanya bisa melihat mobil itu pergi untuk selamanya.
-Bersambung-
Terima kasih telah membaca artikel tentang
sinopsis endless love episode 3 part 1 di blog
Sinopsis Drama Korea Terbaru jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.
Artikel terbaru :
Suka artikel ini? Bagikan :